CALIFORNIA (SuaraMedia News) - Mengapa nyamuk suka mengerumuni tubuh dan pakaian manusia? Untuk menjawab pertanyaan itu, pakar kimia ekologi Walter Lear membuat penelitian daripada sel manusia adakah menusia mengeluarkan semacam bau yang mana menarik perhatian nyamuk. Ia dan para pembantunya berjaya menemukan apa yang selama ini mereka cari, yakni nonanal, sesuatu yang dihasilkan manusia dan burung-burung yang mengeluarkan bau yang mengundang nyamuk Culex.
"Sungguh banyak nyamuknya,membuatkan saya hampir tidak percaya," ia bernostalgia, "Aku menyemburkan ubat anti nyamuk agar dapat menghindari dari gigitan nyamuk. Pada waktu pagi aku menyedari bahwasanya begitu banyak nyamuk menggigit menembus stokinku, sedangkan stoking yang saya pakai sangat tebal. Kalau dibiarkan ada satu ruang tidak ditutup saja, nyamuk pasti menemukannya lalu digigit. Nyamuk juga boleh menggigit menembusi seluar jeans, selama mereka tahu di baliknya ada pembuluh darah. Mereka juga boleh mengesan panas tubuh."
Ia awalnya melakukan percubaan pada dirinya sendiri. "Aku mengukur kadar pada diriku sendiri," kata Leal. Rekannya menempelkan alat seperti suntikan pada kulitnya, lalu dibungkus dengan aluminium foil agar terisolasi. Setelah sejam, ujung suntikan itu dimasukkan ke suatu alat untuk mengukur kadar nonanal.
"Ternyata tubuhku menghasilkan cukup banyak (nonanal)," kata Leal, "Saya rasa tubuh saya melepaskan 20 nanogram (nonanal) per jam. Itu termasuk tinggi."
Kini Leal sadar bahwa inilah alasan kenapa dulu ketika ia di Meksiko, walaupun sudah melakukan langkah-langkah pencegahan, ia tetap diburu nyamuk.
Nyamuk betina yang secara genetik dibuat tidak boleh terbang diyakini akan boleh membantu mencegah atau memperlambatkan penyebaran demam berdarah. Hasil kajian ini diumunkankan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.
Tim peneliti Amerika Serikat dan Inggris, yang membuat perekaan genetik itu, berharap, nyamuk yang telaj mereka ciptakan akan melumpuhkan nyamuk-nyamuk betina aedes aegypti yang menyebarkan kuman demam berdarah dalam waktu 6-9 bulan.
”Metode yang ada saat ini tidak terlalu berkesan. Cara baru diperlukan dengan menguruskan perpindahan virus yang dibawa nyamuk,” kata Ketua Tim Peneliti Anthony James dari University of California. Team penyelidik menciptakan genetik nyamuk khusus untuk menghambat pertumbuhan otot sayap nyamuk. Namun, rekaan genetik itu hanya terjadi bagi nyamuk betina.
Untuk melihat sumber berita berkenaan boleh melewati di Suara Media. Com
Penerjemahan bahasa dari >> www.suaramedia.com
"Sungguh banyak nyamuknya,membuatkan saya hampir tidak percaya," ia bernostalgia, "Aku menyemburkan ubat anti nyamuk agar dapat menghindari dari gigitan nyamuk. Pada waktu pagi aku menyedari bahwasanya begitu banyak nyamuk menggigit menembus stokinku, sedangkan stoking yang saya pakai sangat tebal. Kalau dibiarkan ada satu ruang tidak ditutup saja, nyamuk pasti menemukannya lalu digigit. Nyamuk juga boleh menggigit menembusi seluar jeans, selama mereka tahu di baliknya ada pembuluh darah. Mereka juga boleh mengesan panas tubuh."
Ia awalnya melakukan percubaan pada dirinya sendiri. "Aku mengukur kadar pada diriku sendiri," kata Leal. Rekannya menempelkan alat seperti suntikan pada kulitnya, lalu dibungkus dengan aluminium foil agar terisolasi. Setelah sejam, ujung suntikan itu dimasukkan ke suatu alat untuk mengukur kadar nonanal.
"Ternyata tubuhku menghasilkan cukup banyak (nonanal)," kata Leal, "Saya rasa tubuh saya melepaskan 20 nanogram (nonanal) per jam. Itu termasuk tinggi."
Kini Leal sadar bahwa inilah alasan kenapa dulu ketika ia di Meksiko, walaupun sudah melakukan langkah-langkah pencegahan, ia tetap diburu nyamuk.
Nyamuk betina yang secara genetik dibuat tidak boleh terbang diyakini akan boleh membantu mencegah atau memperlambatkan penyebaran demam berdarah. Hasil kajian ini diumunkankan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.
Tim peneliti Amerika Serikat dan Inggris, yang membuat perekaan genetik itu, berharap, nyamuk yang telaj mereka ciptakan akan melumpuhkan nyamuk-nyamuk betina aedes aegypti yang menyebarkan kuman demam berdarah dalam waktu 6-9 bulan.
”Metode yang ada saat ini tidak terlalu berkesan. Cara baru diperlukan dengan menguruskan perpindahan virus yang dibawa nyamuk,” kata Ketua Tim Peneliti Anthony James dari University of California. Team penyelidik menciptakan genetik nyamuk khusus untuk menghambat pertumbuhan otot sayap nyamuk. Namun, rekaan genetik itu hanya terjadi bagi nyamuk betina.
Untuk melihat sumber berita berkenaan boleh melewati di Suara Media. Com
Penerjemahan bahasa dari >> www.suaramedia.com
0 comments:
Post a Comment