Satu lagi pelajaran... Ketika manusia sedar dgn kemanusiaannya. Sedar bahawa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitu juga dgn sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah terpahat sejak roh ditiupkan dalam rahim. Tdk ada seorang pun yg tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak. Pernikahan hanya dilandasi kerana Allah semata. Diniatkan utk ibadah. Menyerahkan segalanya pada Allah yg membuat senarionya. Maka semua menjadi indah. Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap hamba-NYA. Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yg mampu menyegerakan sebuah pernikahan. Kita hanya boleh memohon keredhaan Allah. MemintaNYA mengurniakan barakah dlm sebuah pernikahan..
salam selembut bicara.. alangkah indahnya hdp ini andai dpt ku ttp wajahmu, ya Rasullulah, ya habiballah xpernah ku tatap wajahMU.. kami rindu padamu, terimalah kami sbgai ummatmu n kurnikanlah syfaatmu.. terasa dingin sungguh mlm ni, saat rindu pun bertamu :) koya ckit boley la kowt?? jgn ada yg sengsara okeh, bicaralah dgn ALLAH.. di saat susah n senang, doa adlah penawar segala penyakit... moga tautan ukuwah kita di alam maya ini akan beroleh keberkatan di dunia n akhirat amen!!
Cerita ini asyi post untuk manfaat kepada diri sendiri dan semua. Semoga bermanfaat baik utk
yg melamar ataupun yg dilamar, ataupun bagi yg sudah berumah tangga....Setiap kali ada sahabat yg ingin menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yg sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suami/isterimu? Jawappannya ada bermacam-macam. Bermula dgn jawapan kerana Allah hinggalah jawapan duniawi.
Tapi ada satu jawapan yg sangat menyentuh di hati saya. Hingga saat ini saya masih ingat setiap butir percakapannya. Jawapan dari salah seorang teman yg baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Kemudian membuat keputusan menikah.
Satu hal yang pasti,dia jenis wanita yg sangat berhati-hati dlm memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sukar untuk membuka hati. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tdk menganggapnya serius. Mereka berdua baru kenal sebulan.
Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi. Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tarikh pernikahannya. Serta meminta saya utk memohon cuti, agar dapat menemaninya semasa majlis pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya.
Saya ingin tahu! Mengapa dia begitu mudah menerima lelaki itu. Ada apakah gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia boleh memutuskan utk bernikah secepat ini. Saya mengambil cuti 2 hari sebelum pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap di rumahnya. Pukul 11 malam sehari sebelum pernikahannya, baru kami dapat berbual -hanya-berdua.
Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kami lakukan. Kami berbual banyak perkara, tentang masa lalu dan impian-impian kami. Wajah keriangannya nampak jelas dalam kesamaran. Memunculkan aura cinta yang menerangi bilik ketika itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendamkan.
"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari baringnya sambil meraih telefon bimbitnya dibawah bantalku. Perlahan dia membuka laci meja hiasnya. Sampul putih panjang dengan cop surat syarikat tempat calon suaminya bekerja. Apa ini?. Saya melihatnya tanpa mengerti.
"Buka aja." Kertas putih bersaiz A4, saya melihat warnanya.. putih? "Teruknya dia ni."Saya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum.
Sementara dia cuma ketawa melihat ekspresi saya. Saya mula membacanya. Saya membaca satu kalimat diatas, dibarisan paling atas. Dan sampai saat inipun saya masih hafal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu........
Kepada ...... Calon isteri saya, calon ibu anak-anak saya, calon menantu Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya Assalamu'alaikum Wr Wb. Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silakan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai. Saya, yang bernama_____menginginkan anda______ untuk menjadi isteri saya.
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Buat masa ini saya mempunyai pekerjaan. Tetapi saya tidak tahu apakah kemudiannya saya akan tetap bekerja. Tapi yang pasti saya akan berusaha mendapatkan rezeki untuk mencukupi keperluan isteri dan anak-anakku kelak. Saya memang masih menyewa rumah. Dan saya tidak tahu apakah kemudiannya akan terus menyewa selamannya. Yang pasti, saya akan tetap berusaha agar isteri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.
Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan.Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh kerana itu Saya menginginkan anda supaya membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Kerana saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.
Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istikharah berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya memilih anda kerana Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari sekarang ini. Saya memohon anda sholat istiqarah dulu sebelum memberi jawapan pada saya. Saya beri masa minima 1 minggu, maksima 1 bulan. Semoga Allah redha dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin Wassalamu'alaikum Wr Wb
Kendalanya adalah
bagaimana dengan cinta? Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir,lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu dapat bersemi dengan indah menaungi dua insan dlm pernikahan yang suci. Cinta tumbuh kerana suami/isteri (belahan jiwa). Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.